Banyak sekali cerita sahabat Nabi yang menginspirasi, termasuk Ukasyah bin Mihshan R.A. Bagi yang belum mengetahui namanya, Ukasyah merupakan seorang sahabat yang dikenal karena ketaatannya kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, juga kesetiaannya bersama Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi wa Sallam.
Ukasyah bin Mihshan berasal dari Bani Ghanam, yang merupakan keturunan Bani Asad bin Khuzaimah, yang menjadi sekutu Bani Abdu Syams di Mekkah. Kisahnya sangat dikenal, karena pada saat itu ia hendak mencambuk Rasulullah.
Tapi tunggu dulu. Tentu ada alasan dan kisah di balik kehendak Ukasyah bin Mihshan mencambuk Rasulullah. Bagaimana cerita lengkapnya? Yuk simak sampai habis!
Baca Juga: Kisah dan Biografi Saad bin Abi Waqqas
Table of Contents
Turunnya Surah An Nashr
Kisah Ukasyah bin Mihshan yang hendak mencambuk Rasulullah bermula setelah Surah An Nashr diturunkan. Mengapa demikian? Karena turunnya Surah An Nashr sangatlah dekat runutan kejadiannya dengan hari-hari terakhir Rasulullah.
Jabir bin Abdillah dan Abdullah bin Abbas meriwayatkan bahwa setelah surat ini turun, Rasulullah berkata,
“Wahai Jibril. Jiwaku sudah terasa lelah”
Lalu Jibril Alaihissalam mengatakan,
“Akhirat itu lebih baik bagimu daripada dunia. Pasti Tuhanmu akan memberikan (sesuatu) kepadamu dan kamu merasa ridha”
Berkumpulnya Sahabat di Masjid Nabawi
Beberapa waktu setelah momen diturunkannya Surah An Nashr, Rasul memerintahkan Bilal untuk memanggil para sahabat berkumpul di Masjid Nabawi. Tak lama kemudian, Masjid langsung dikerumuni, dan Rasulullah naik ke atas mimbar.
“Wahai manusia, Nabi model apa aku ini bagi kalian?” tanya Rasul
Para sahabat menjawab,
“Semoga Allah memberikan balasan kebaikan sebab kenabianmu. Engkau bagi kami bagaikan ayah yang penyayang, saudara yang bijak dan baik hati. Engkau telah menyampaikan risalah Allah dan engkau telah mengajak ke jalan Tuhanmu dengan cara yang bijak dan dengan tutur kata yang santun. Semoga Allah memberikan balasan kebaikan yang lebih besar dari balasan yang diterima oleh nabi lainnya.”
Baca Juga: Khabbab bin Arat, Seseorang yang Khawatir akan Harta Kekayaannya
Qisas Pencambukkan Rasulullah
Setelah itu, Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam berkata,
“Wahai kaum Muslim. Demi Allah dan demi hakku atas kalian. Barangsiapa yang pernah aku zalimi tanpa sepengetahuanku, berdirilah dan balaslah kezalimanku itu”
Tak ada seorang pun yang berdiri. Rasul kemudian mengulangi ucapannya lagi, sampai dua kali, lalu tidak ada seorang pun yang berdiri.
Setelah pengulangan kalimat yang ketiga, tiba-tiba ada seorang kakek berdiri. Kakek itu berjalan melewati para jamaah hingga sampai di depan Rasulullah. Kakek itu adalah Ukasyah bin Mihshan.
Ukasyah berkata,
“Demi ayah dan ibuku. Andai engkau tidak mengucapkan kalimat itu sampai tiga kali, pasti aku tidak akan maju. Dulu, aku pernah bersamamu dalam satu perang. Untaku dan untamu berjalan sejajar. Aku mendekatimu, namun tiba-tiba engkau mengangkat pecut dan pecut itu mengenai perutku. Entah tidak sengaja, atau engkau memang ingin memecutku”
Rasulullah menjawab,
“Aku berlindung kepada Allah dari perbuatan memecutmu dengan sengaja.”
Selepas itu, Rasul menyuruh Bilal untuk pergi ke rumah Fathimah, dan ambilkan pecut yang tergantung di rumahnya.
Bilal bergegas mengambil pecut itu dan menyerahkannya kepada Rasulullah. Rasul kemudian menyerahkan pecutnya kepada Ukasyah dan menyuruhnya untuk membalas perbuatan serupa kepada Rasul.
Sontak Abu Bakar, Umar, Ali, Hasan, dan Husein berdiri bergantian. Hendak menghadang Ukasyah, dan menawarkan bahwa mereka sajalah yang dipecut.
Rasulullah berkata pada mereka semua untuk diam dan kembali ke tempatnya masing-masing. Sesungguhnya Allah tahu derajat dan niat baik Abu Bakar, Umar, Ali, Hasan, dan Husein.
Rasul kemudian menyingkap pakaian hingga perutnya terbuka. Jamaah semakin histeris melihat pemandangan itu. Beberapa ada yang menangis menjadi-jadi. Mereka menegur Ukasyah,
“Apakah engkau betul-betul akan memecut Rasulullah, wahai Ukasyah?”
Ukasyah langsung menghampiri Rasulullah. Namun alih-alih memecut, Ukasyah memanfaatkan momen itu untuk memeluk Sang Nabi utusan Allah.
Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad Menolong Orang Miskin
“Demi ayah dan ibuku, siapa orang yang tega melakukan pembalasan kepadamu, wahai Rasulullah” ujar Ukasyah.
Rasulullah bertanya,
“Lantas katakanlah, kau ingin membalas atau memaafkan aku?”
Ukasyah menjawab,
“Sungguh aku telah memaafkanmu karena aku berharap mendapatkan ampunan dari Allah pada hari kiamat”
Mendengar kata tersebut, Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam berkata,
“Siapa yang ingin melihat temanku di surga nanti, lihatlah kakek ini”
Seketika, kamu Muslim langsung berdiri mengerubungi Ukasyah. Berpelukan satu sama lain. Wallahualam Bishawab.
Ingin menunaikan sedekah jariyah? Yuk klik tombol di bawah!
