Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman ITB baru saja melakukan peresmian dan agenda sholat pertama di Masjid Serambi Salman, Desa Gasol, Kab Cianjur, pada hari Sabtu (2/3/24). Dengan bantuan para Wakif atau donatur melalui Wakaf Salman dan Rumah Amal Salman, Masjid yang baru saja rampung dibangun tersebut merupakan sebuah upaya bersama dalam membangkitkan kembali semangat beribadah warga sekitar pasca-gempa bumi yang mengguncang Cianjur pada November 2022 yang lalu.
Sebagaimana kita ketahui, hampir seluruh wilayah Cianjur termasuk Desa Gasol terkena dampak yang sangat parah akibat gempa yang berkekuatan M 5,6 itu. Mulai dari rumah warga, jalanan, masjid, hingga fasilitas umum lainnya hancur luluhlantak. Alhasil, warga terpaksa untuk menghentikan aktivitasnya sementara guna dilakukannya pemulihan, baik dari segi infrastruktur maupun trauma pasca-bencana.
Alhasil, pada bulan Juni 2023 lalu, YPM Salman ITB bersama Wakaf Salman dan Rumah Amal Salman berupaya untuk membangun kembali satu Masjid yang runtuh, di Desa Gasol, Kab Cianjur. Selama kurang lebih 8 bulan pembangunan, akhirnya Masjid Serambi Salman pun selesai dibangun, dan siap untuk digunakan kembali sebagai pusat aktivitas dan produktifitas warga.
Adapun sejumlah pihak yang hadir pada agenda peresmian tersebut, antara lain, Kepala Desa Gasol, Hj Siti Ucu Kholissoh, Ketua DKM Masjid Serambi Salman, Ugan Saipudin, General Manager Wakaf Salman, Bayu Rian, dan Ketua Umum Rumah Amal Salman, Mipi Ananta Kusuma.
“Tepat satu tahun lalu, YPM Salman ITB bersama Wakaf Salman dan Rumah Amal Salman berinisiasi untuk membangun Masjid Serambi Salman. Harapannya, ketika Ramadan mendatang, masyarakat bisa memeriahkan dan memakmurkan Masjid ini sehingga masyarakat bisa tumbuh beraktivitas kembali melalui Masjid ini.” ujar Bayu Rian, selaku General Manager Wakaf Salman.
Sebanyak kurang lebih 218 wakif atau donatur telah berkontribusi dalam pembangunan Masjid Serambi Salman ini. Antusiasme para donatur dimulai sejak pertama kali bencana gempa bumi melanda Cianjur. Selang beberapa waktu setelah rencana pembangunan Masjid tersebut diumumkan oleh Wakaf Salman, donatur pun kian hari kian memberikan donasinya.
“Masjid ini merupakan landmark pemulihan, sama halnya dengan di Lombok dan Palu. Kami bekerjasama dengan arsitektur ITB mencari bentuk, struktur, dan material yang sesuai dengan titik lokasi bencana, juga dengan jumlah donasi yang kami himpun.” kata Mipi Ananta Kusuma, Ketua Umum Rumah Amal Salman.
Masjid Serambi Salman memiliki teknologi yang lebih kuat untuk menahan gempa. Dengan ukuran 15x15 meter dan luas dalam 13x13 meter, Masjid ini bisa menampung sekitar 300 orang jemaah di dalamnya. Material yang digunakan pun berbasis bambu, namun dengan desain yang tak seperti Masjid pada umumnya, yaitu, tanpa kubah.
Imas Masliah, salah seorang Desa Gasol, mengungkapkan kegembiraannya saat Masjid Serambi Salman hendak dibangun.
“Saya merasa sedih dan nelangsa pada saat bencana gempa berlangsung. Warga terpaksa harus menghentikan aktivitas kesehariannya di Masjid, karena sesaat gempa mengguncang Desa kami, Masjid di sini pun hancur seketika,” kata Imas menjelaskan.
Imas berharap adanya Masjid Serambi Salman bisa membayar kerinduan warga sekitar akan kemeriahan suasana Ramadan, mengingat pada tahun-tahun sebelumnya, aktivitas warga saat Ramadan tidak seramai sebelum bencana gempa bumi melanda karena tidak adanya fasilitas ibadah yang memadai untuk warga bertadarus dan teraweh.
Ingin membantu pada program lainnya? Klik tombol di bawah!
