Pernahkah Sobat Wakaf bertanya-tanya tentang asal usul kata kurban yang sering kita dengar saat Idul Adha? Kurban berasal dari kata yang dalam bahasa Arab memiliki makna mendalam juga filosofis. Pengetahuan tentang asal kata ini bisa memberikan pemahaman lebih dalam tentang esensi ibadah kurban yang kita laksanakan.
Tradisi berkurban sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan umat Muslim di seluruh dunia. Namun, banyak yang belum mengetahui bahwa kurban berasal dari kata “qurban” dalam bahasa Arab yang bermakna “mendekatkan diri”. Hal ini menunjukkan tujuan utama dari ibadah kurban yaitu sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala melalui pengorbanan harta yang dimiliki.
Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Daftar Isi
Asal Usul Kata Kurban dan Maknanya
Kata kurban yang sering kita gunakan sehari-hari ternyata memiliki sejarah panjang. Istilah ini tak hanya dikenal dalam Islam, tetapi juga dalam berbagai peradaban kuno dengan makna yang beragam namun tetap mengarah pada konsep pengorbanan.
Baca Juga: 8 Tata Cara Qurban Online dan Penjelasannya
Kurban berasal dari kata “qurban” (قربان) dalam bahasa Arab yang berakar dari kata “qaruba” yang berarti dekat. Kata ini kemudian berkembang menjadi “qurban” yang secara harfiah bermakna “sesuatu yang mendekatkan”.
Dalam konteks ibadah, kurban adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Melalui pengorbanan hewan ternak yang memiliki nilai ekonomi, seorang Muslim menunjukkan ketaatan dan kesediaannya melepaskan sesuatu yang berharga demi mendapatkan ridha Allah subhanahu wa ta’ala.
Konsep mendekatkan diri ini sangat penting dalam memahami esensi kurban. Bukan sekadar kegiatan penyembelihan hewan, tetapi lebih kepada upaya ibadah mendekatkan diri kepada Sang Pencipta melalui pengorbanan.
Hakikat Kurban dalam Islam
Dalam ajaran Islam, kurban memiliki posisi yang istimewa. Kurban adalah salah satu bentuk ibadah maliyah (harta) yang memiliki dimensi agama dan sosial yang sangat kuat.
Kurban Sebagai Bentuk Ketakwaan
Kurban adalah manifestasi ketakwaan seorang hamba kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana disebutkan dalam Al Quran Surah Al Hajj ayat 37, yang menegaskan bahwa bukan daging atau darah kurban yang sampai kepada Allah, melainkan ketakwaan dari orang yang melaksanakannya.
Dengan berkurban, seorang Muslim melatih diri untuk ikhlas mengorbankan sebagian hartanya demi meraih ridha Allah subhanahu wa ta’ala. Proses ini mengajarkan sikap tidak terlalu cinta pada dunia dan lebih mengutamakan kepentingan akhirat.
Selain itu, kurban juga merupakan bentuk syukur atas rezeki yang telah diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan menyembelih hewan kurban dan membagikannya kepada yang berhak, seorang Muslim menunjukkan rasa syukur dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Kurban Sebagai Manifestasi Kepedulian Sosial
Dalam perspektif sosial, kurban adalah sarana berbagi dengan sesama, terutama kepada fakir miskin dan keluarga yang kurang mampu. Daging kurban yang dibagikan akan memberikan kebahagiaan bagi mereka yang jarang mengonsumsi daging.
Ibadah kurban mengajarkan kepedulian terhadap sesama dan menumbuhkan semangat berbagi. Ini sejalan dengan ajaran Islam yang sangat menekankan aspek sosial dalam setiap ibadah.
Melalui kurban, kesenjangan antara kaya dan miskin bisa dikurangi. Setidaknya pada momentum Idul Adha, semua umat Islam, tanpa memandang status sosial ekonomi, bisa merasakan kebahagiaan yang sama dengan menikmati daging kurban.
Baca Juga: Hukum Kurban Atas Nama Keluarga, Apakah Diperbolehkan?
Syariat dan Ketentuan Berkurban
Sebagai ibadah yang memiliki aturan khusus, kurban memiliki beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan oleh Sobat Wakaf yang ingin melaksanakannya.
Waktu dan Ketentuan Hewan Kurban
Waktu penyembelihan hewan kurban dimulai setelah salat Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah dan berlanjut selama tiga hari tasyriq (11, 12, dan 13 Dzulhijjah). Meskipun demikian, penyembelihan pada tanggal 10 Dzulhijjah dianggap lebih utama.
Tidak semua hewan bisa dijadikan kurban. Hewan yang sah untuk dikurbankan adalah unta, sapi, kambing, atau domba yang telah mencapai usia tertentu dan bebas dari cacat yang signifikan.
Seekor kambing atau domba hanya bisa mewakili satu orang atau satu keluarga. Sementara untuk sapi atau unta, bisa mewakili tujuh orang atau tujuh keluarga karena ukurannya yang lebih besar dan dagingnya yang lebih banyak.
Pembagian Daging Kurban
Daging kurban dianjurkan untuk dibagi menjadi tiga bagian yaitu sepertiga untuk keluarga yang berkurban, sepertiga untuk kerabat dan tetangga, dan sepertiga lagi untuk fakir miskin. Namun, pembagian ini bersifat fleksibel tergantung kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat.
Dalam konteks modern, banyak lembaga amil yang menawarkan jasa penyaluran daging kurban ke daerah-daerah terpencil atau kurang mampu. Ini menjadi alternatif bagi mereka yang ingin kurbannya bermanfaat lebih luas.
Yang terpenting dalam pembagian daging kurban adalah memastikan bahwa manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat kurang mampu, sehingga tujuan sosial dari ibadah kurban dapat tercapai dengan optimal.
Sobat Wakaf, pemahaman bahwa kurban berasal dari kata “qurban” yang berarti “mendekatkan diri” memberikan dimensi baru dalam menghayati ibadah kurban. Tidak hanya sekadar kegiatan tahunan, tetapi merupakan proses pendekatan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala melalui pengorbanan yang tulus.
Baca Juga: Idul Adha, Makan Dulu atau Sholat Dulu?
Dengan demikian, saat melaksanakan kurban pada Idul Adha mendatang, kita tidak hanya melakukannya sebagai tradisi, tetapi benar-benar menghayatinya sebagai ibadah yang memiliki makna mendalam, baik secara agama maupun sosial. Mari terus belajar dan menggali kekayaan ajaran Islam untuk meningkatkan kualitas ibadah kita.
Setelah memahami kurban berasal dari kata di atas, ada baiknya kita ketahui pula amalan penyempurna kurban yang bisa kita lakukan, salah satunya adalah sedekah. Dengan sedekah, terutama yang sifatnya jariyah, maka Sobat Wakaf sudah menginvestasikan dua hal: yaitu hewan kurban yang dikurbankan, juga harta benda yang disedekahkan, menjadi sebuah bekal di akhirat kelak.
Yuk, tunaikan sedekah terbaikmu sekarang!
