Momen spesial bagi umat Islam akan segera tiba. Ya, lebaran haji atau yang juga dikenal dengan Idul Adha akan kembali menyapa kita. Tahukah Sobat Wakaf apa itu lebaran haji? Secara sederhana, lebaran haji adalah hari raya umat Islam yang bersamaan dengan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci Mekkah. Dalam kalender Islam, perayaan ini jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah dan berlangsung selama empat hari.
Perayaan Idul Adha 2025 tentu akan dinantikan oleh seluruh umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Momen ini menjadi sangat istimewa karena mengandung nilai-nilai keagamaan yang mendalam serta mengajarkan tentang pengorbanan, keikhlasan, dan berbagi kepada sesama. Mari kita bahas lebih dalam tentang makna dan syariat di balik perayaan lebaran haji ini.
Daftar Isi
Apa Itu Lebaran Haji
Lebaran haji adalah salah satu dari dua hari raya besar dalam Islam yang diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Hari raya ini juga disebut sebagai Idul Adha, Idul Qurban, atau Hari Raya Kurban karena pada hari tersebut umat Islam yang mampu dianjurkan untuk menyembelih hewan kurban. Kata “Adha” sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti “kurban” atau “pengorbanan”.
Baca Juga: Inilah Keutamaan Doa Menjelang Idul Adha
Disebut sebagai lebaran haji karena perayaan ini bertepatan dengan puncak ibadah haji di Mekkah, di mana para jamaah haji sedang melaksanakan wukuf di Padang Arafah. Bagi umat Muslim yang tidak sedang berhaji, perayaan ini tetap dilaksanakan dengan mengadakan salat Idul Adha di pagi hari dan menyembelih hewan kurban setelahnya.
Dalam konteks perayaan Idul Adha 2025, persiapan sudah mulai dilakukan jauh-jauh hari. Mulai dari menabung untuk membeli hewan kurban hingga mempersiapkan diri secara spiritual untuk menyambut hari yang penuh berkah ini. Esensi dari perayaan ini tidak hanya sekadar ritual ibadah, tetapi juga pembelajaran tentang nilai-nilai ketakwaan, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama.
Kisah di Balik Lebaran Haji
Setelah mengetahui apa itu lebaran haji, ada baiknya kita menilik kisah di baliknya.
Lebaran haji memiliki latar belakang kisah yang sangat inspiratif dari Nabi Ibrahim alaihis salam dan putranya, Nabi Ismail alaihis salam. Kisah ini bermula ketika Nabi Ibrahim mendapat perintah Allah subhanahu wa ta’ala melalui mimpi untuk menyembelih putra yang sangat dicintainya, Ismail. Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, Ibrahim menyampaikan perintah tersebut kepada Ismail.
Dengan keikhlasan yang luar biasa, Ismail menerima takdir Allah dan menyerahkan dirinya untuk dikorbankan. Ketika Ibrahim hendak melaksanakan perintah tersebut, Allah subhanahu wa ta’ala menggantikan Ismail dengan seekor domba besar sebagai bentuk ujian keimanan yang telah dilalui dengan baik oleh keduanya.
Kisah pengorbanan ini menjadi dasar dari ibadah kurban yang dilaksanakan pada lebaran haji. Peristiwa ini mengajarkan kita tentang nilai ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan kerelaan untuk berkorban demi menjalankan perintah-Nya. Dalam konteks modern, pengorbanan ini tidak harus berupa nyawa, tetapi bisa dalam bentuk harta, waktu, dan tenaga untuk membantu sesama.
Selain itu, kisah ini juga berkaitan erat dengan pembangunan Ka’bah oleh Nabi Ibrahim dan Ismail yang hingga kini menjadi arah kiblat umat Islam di seluruh dunia. Rangkaian sejarah ini memberikan makna yang sangat mendalam bagi perayaan lebaran haji yang kita laksanakan setiap tahunnya.
Syariat dan Amalan Sunnah pada Lebaran Haji
Dalam pelaksanaan lebaran haji, terdapat beberapa syariat dan amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Islam. Pengetahuan tentang hal ini akan membantu kita dalam memaksimalkan ibadah pada hari yang penuh berkah tersebut.
1. Takbir, Tahmid, dan Tahlil
Mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan pada hari raya Idul Adha. Takbir dimulai sejak terbenamnya matahari pada malam Idul Adha (malam 10 Dzulhijjah) hingga hari tasyriq (13 Dzulhijjah). Bacaan takbir yang dianjurkan adalah “Allahu akbar, Allahu akbar, Laa ilaaha illallah, wallahu akbar, Allahu akbar wa lillaahil hamd.”
Mengumandangkan takbir ini sebagai bentuk mengagungkan Allah subhanahu wa ta’ala dan menunjukkan kegembiraan dalam menyambut hari raya. Dianjurkan untuk membaca takbir dengan suara yang keras di masjid, di jalan, di rumah, dan di mana saja selama hari-hari tersebut.
Baca Juga: Apakah Qurban Termasuk Zakat? Ini Penjelasannya!
2. Mandi dan Berpenampilan Terbaik
Sebelum melaksanakan salat Idul Adha, dianjurkan untuk mandi terlebih dahulu sebagai bentuk penyucian diri. Setelah itu, mengenakan pakaian terbaik dan memakai wewangian juga menjadi sunnah dalam menyambut hari raya. Hal ini mencerminkan penghormatan terhadap momen spesial tersebut.
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berpenampilan baik dan bersih, terutama pada momen-momen penting seperti hari raya. Dengan berpenampilan terbaik, kita menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang Allah subhanahu wa ta’ala berikan dan menghormati perayaan hari yang mulia ini.
3. Saling Bermaafan dan Silaturahmi
Lebaran haji juga menjadi momen untuk saling bermaafan dan memperkuat tali silaturahmi dengan keluarga, kerabat, dan tetangga. Mengunjungi sanak saudara, bertukar hadiah, dan berbagi kebahagiaan merupakan tradisi yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Melalui silaturahmi ini, kita dapat mempererat persaudaraan dan menumbuhkan rasa kasih sayang antar sesama. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda bahwa siapa yang menyambung silaturahmi, maka Allah Subhanahu wa ta’ala akan menyambung rahmat kepadanya, dan siapa yang memutus silaturahmi, maka Allah subahanahu wa ta’ala akan memutus rahmat darinya.
Itulah penjelasan mengenai apa itu lebaran haji. Lebaran haji atau Idul Adha merupakan hari raya besar umat Islam yang mengandung nilai-nilai ketaatan, pengorbanan, dan berbagi kepada sesama. Melalui rangkaian ibadah seperti salat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban, kita diingatkan kembali tentang pentingnya menjalankan perintah Allah subhanahu wa ta’ala dengan keikhlasan dan ketaatan seperti yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail alaihis salam.
Sobat Wakaf, mari kita persiapkan diri sebaik mungkin untuk menyambut Idul Adha 2025 dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita. Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari perayaan lebaran haji ini untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sobat Wakaf juga bisa menyempurnakan lebaran haji atau Idul Adha dengan melakukan sedekah jariyah. Yuk, klik tombol di bawah!
