Siapa tak mengenal bangunan masjid kampus tertua di indonesia ini, Masjid yang tidak seperti lazimnya masjid-masjid di Indonesia. Masjid ini tidak menggunakan kubah sebagai identitas sebuah masjid. 

Ciri khas lainnya dari masjid yang diberi nama oleh Bung Karno ini adalah ketiadaan tiang penyangga di ruang utamanya. Masjid hasil tangan dingin Achmad Noe’man ini layak disebut sebagai sebuah tonggak arsitektur kontemporer paling penting bagi pembaruan bangunan masjid di Indonesia. Gaya Arsitektur Kontemporer dapat dilihat pada bangunan ini, dari penggunaan elemen garis dan bidang yang terdapat pada bagian fasad atau depan bangunan.

Bangunan masjid ini dipilih tidak dengan berbentuk kubah, tetapi didesain menggunakan atap datar yang setiap ujungnya melengkung ke atas sehingga menyerupai tangan menanggah ketas ketika berdoa.

Hari ini Atap ikonik tersebut cenderung menghawatirkan, mengingat renovasi major terakhir sendiri adalah hampir 40 tahun yang lalu, ketika hujan deras air menerobos lubang lubang kecil yang terus membesar jika terus diabaikan, merusak kedalam interior masjid melalui plafon yang menganga, berpotensi mengganggu kekhusukan ibadah para jamaah

Mari teruskan kembali perjuangan masjid kebanggaan ini, dengan berwakaf. Buat jamaah merasa lebih nyaman dan aman dalam beribadah. Tuai pahala jariyah yang tiada putusnya dari ribuan jamaah yang menikmati khusuknya ibadah di Masjid ini

“Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah)