Pendidikan di pelosok negeri, apa yang terlintas di benak Sahabat Wakaf apabila mendengarnya?
Potret pendidikan di pelosok Indonesia ternyata dibayangi oleh tidak meratanya akses pendidikan. Penyebabnya diantaranya:
- Sarana fisik yang tersedia kurang bisa memenuhi kebutuhan pendidikan para siswa
- Kualitas pengajar atau pendidik belum optimal
- Mahalnya biaya menempuh pendidikan
- Kurangnya kesadaran dan tingkat edukasi masyarakat tentang pendidikan formal
Nah Sahabat Wakaf, demi membuat pendidikan ke seluruh pelosok negeri merata maka kita juga harus ikut berusaha. Karena bukan hanya membantu secara materi yang penting, tapi juga keluasan hati kita untuk ikut merangkul para orang tua di pelosok. Supaya mereka tidak ragu membiarkan anak-anaknya bersekolah.
Seorang pakar teoretis Sosiologi, Coleman (1968) mengatakan bahwa meratanya pendidikan berarti: tersedia pendidikan gratis sampai tingkat tertentu terutama angkatan kerja; tersedia kurikulum umum untuk semua anak terlepas dari latar belakangnya; tersedia sekolah yang sama bagi anak-anak dengan latar belakang bidang yang berbeda-beda; dan adanya kesetaraan dalam mendukung pendidikan.
Kalau Sahabat Wakaf tahu kondisi pendidikan di pelosok negeri, bisa jadi ada rasa greget untuk terjun langsung membantu adik-adik kita di lapangan. Karena faktanya, sekolah-sekolah di pelosok banyak yang belum teraliri listrik. Bapak Hasan Chabibie yang merupakan Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Kemendikbud) pernah menyampaikan,
“Secara nasional saja, tingkat listrik di sekolah-sekolah, baru 96 persen sekolah yang memiliki listrik. Ada 8.522 sekolah di seluruh Indonesia yang belum punya listrik.” – dilansir dari CNN Indonesia.
Alhamdulillah pada bulan Februari 2022 ini, Wakaf Salman ITB berkesempatan berkunjung ke salah satu wilayah pelosok negeri. Yakni, wilayah Garut bagian selatan. Tepatnya di Desa Talagasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. #WakafTrip yang dilakukan Wakaf Salman ITB kali ini membawa misi menyalurkan dua buah lampu jalan solar cell untuk warga Desa Talagasari.
Desa yang termasuk pelosok ini adalah kampung dari Mang Jack, juru parkir teladan yang membantu pemerataan pendidikan di Indonesia. Sebelumnya, Wakaf Salman ITB telah bekerja sama dengan Mang Jack dalam penyediaan air siap minum dan fasilitas sekolah nonformal yang ia bangun di Rancaekek. Sekarang, mimpi Mang Jack sendiri adalah bisa memudahkan akses pendidikan di pelosok kampungnya, Desa Talagasari.
Pada hari tertentu, anak-anak pelosok Desa Talagasari punya aktivitas mengaji. Demi memperoleh pendidikan agama di masjid pelosok, mereka mau tidak mau menempuh berbagai rintangan. Berjalan menyusuri jalan kecil saat gelap menjelang bukanlah hal mudah. Seringkali ada yang terjatuh, karena lintasan jalan begitu licin, berlumpur, terjal. Semua itu mereka lalui dalam keadaan yang sangat minim cahaya.
Jazakumullah khairan katsiran..
Atas wakaf pendidikan yang Sahabat Wakaf salurkan melalui Wakaf Salman ITB, kini mereka bisa melalui jalan yang lebih terang. Sebagaimana masa depan yang cerah menanti di depan, anak-anak di seluruh Indonesia termasuk di pelosok negeri mesti tumbuh dengan pendidikan yang layak.
InsyaAllah, kami pun bekerja sama dengan Jabar Quick Response untuk membangun sekolah darurat roboh di pelosok Provinsi Jawa Barat. Klik di sini untuk informasi lebih lanjut.