Krisis Air Bersih Global, Betulkah Terjadi?
Sahabat, coba lihat air kondisi di rumah, sungai, danau hingga laut di sekitar kalian apakah bersih?
Warga dunia kali ini tengah dilanda kegelisahan akan krisis air bersih yang akan terjadi.
Namun betulkah akan terjadi?
Persatuan Bangsa - Bangsa (PBB) melalui Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengeluarkan peringatan akan terjadinya krisis air global.
Dalam laporan terbarunya berjudul “The State of Climate Services 2021: Water," WMO menyatakan bahwa 3,6 miliar orang di dunia tidak memiliki akses air bersih yang layak setiap bulannya terhitung selama tahun 2018.
Kemudian diperkirakan pada tahun 2050, jumlah tersebut akan bertambah hingga 5 miliar orang.
Krisis air ini akan sangat memberikan pengaruh dan ketakutan besar bagi kita sebagai makhluk hidup di bumi ini. Pasalnya air merupakan kebutuhan vital semua makhluk hidup.
Lalu kenapa bisa terjadi krisi air ini?
Melansir World Resource Institute (WRI) Indonesia, terdapat 7 alasan kita akan menghadapi krisis air global diantaranya:
1. Perubahan Iklim
Perubahan iklim menjadi pemicu terbesar dalam krisis air global ini. Pasalnya perubahan yang terjadi bukan tidak mungkin akan berpotensi ancaman bagi penduduk dunia, seperti banjir hingga kekeringan akan meningkat.
Seperti bencana banjir di Asia yang banyak memakan korban, kekeringan di Afrika yang mematikan banyak orang disana.
Semua itu karena perubahan suhu dan cuaca yang dapat membuat bumi ini panas hingga meningkatkan curah hujan yang sangat tinggi.
2. Peningkatan Populasi
Peningkatan atau over populasi ini otomatis akan meningkatkan kebutuhan air. Karena ketika populasi meningkat dan segala kebutuhan meningkat, permintaan akan air juga ikut meningkat. Karena segala sesuatu yang dimiliki harus memerlukan peran air dalam pengolahannya.
3. Terkurasnya Air Tanah
Ada sekitar 30 persen air bersih yang ada di bumi ini diambil dan dipakai setiap hari untuk kebutuhan air minum, pertanian hingga industri. Jumlah tersebut sudah pasti sangat banyak dan membahayakan untuk masa depan.
4. Infrastuktur Air Yang Buruk
Infrastruktur air seperti di industri pengolahan saat ini masih terbilang buruk. Sistem saluran pembuangannya masih menyisakan masalah. Seperti di Rancaekek, Kabupaten Bandung, masih banyak pabrik tekstil yang membuang limbah hasil produksinya secara sembarangan. Hal tersebut sangat berdampak buruk bagi lingkungan atau aliran air daerah sekitarnya. Akses air warga banyak yang tercemar hingga berwarna hitam dan berbusa yang dapat mengancam kesehatan warga.
5. Banyak Air Terbuang Sia -sia
Saat ini memang tidak dapat dipungkiri masih banyak masyarakat yang kurang sadar akan memanfaatkan air bersih. Meski jadi salah satu sumber daya alam yang dapat diperharui, masih banyak yang membiarkan air terbuang sia -sia dengan jumlah banyak.
6. Ekosistem Air Alami yang Diabaikan
Ekosistem air memberikan peran penting dalam menjaga pasokan air bersih yang ada di dunia. Peran ekosistem ini sebagai penyaring polutan, penahan banjir hingga badai. Dalam hal ini tanaman dan pohon menjadi penjaga ekosistem air yang alami karena bertugas meresap dan mengisi air hingga ke tanah.
7. Penetapan Harga Air yang Tidak Tepat
Tahukah anda? harga air di seluruh dunia ternyata sangat murah. Hal tersebut tidak sebanding dengan total biaya perawatan dan pembuangan limbah yang dihasilkan. Sehingga alokasi air jadi tidak efektif, dan membuat pembangunan semakin terhambat. Masyarakat kurang mampu menjadi terdampak, karena harus membeli air dengan harga yang masih relatif mahal.
Di tengah beragam penyebab krisis air ini, bukan tidak mungkin terjadinya krisis air. Maka dari itu diperlukan segera tindakan konkrit dalam pengolahan air yang efektif bersama -sama agar dapat terciptanya masa depan yang lebih baik dan terhindar dari krisis air.
Wakaf Salman melalui progam Wakaf Sumur berikhtiar memberikan solusi bagi saudara - saudara kita yang sulit mendapatkan air bersih.
Dengan Wakaf Sumur Insya allah akan mengalirkan manfaat dan pahala jariyah yang luas hingga meminimasilir dampak krisis air global yang melanda saudara -saudara kita.
