Apa yang terpikirkan oleh Anda ketika mendengar kata “Bali”? Liburan? Pantai? Turis-turisnya? Atau bahkan tempat-tempat wisatanya? Kota Bali adalah daerah di Indonesia yang terbukti mempunyai “daya tarik” tersendiri bagi para wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Bukan hanya wisatanya yang menjadi tujuan, namun Bali mempunyai adat budaya serta rasa toleransi yang tinggi akan keseragaman keyakinan. Kota Bali hampir menjadi sentral diantara kota-kota lainnya yang berada di Indonesia, karena hampir keseluruhan ada disini.
Banyak yang belum mengetahui bahwa di Bali ada desa atau kampung Muslim yang membuat rasa toleransi di Bali ini tinggi, karena kita tahu hampir semua masyarakat Bali beragama Hindu. Hal ini terbukti saat Idul Fitri, pecalang (penjaga keamanan adat) ikut membantu menjaga tertibnya Shalat Ied. Sementara setelah Nyepi, umat Muslim biasanya mengantarkan makanan sebagai ungkapan berbahagia bagi para saudaranya yang melaksanakan. Inilah beberapa desa Muslim di Bali yang perlu kita ketahui :
- Kampung Gelgel, Klungkung
Kampung Gelgel dipercaya sebagai kampung Islam tertua di Bali. Dari kampung inilah Islam berkembang pertama di “Pulau Dewata”. Desa Gelgel terletak di Kabupaten Klungkung, sekitar 60 Kilometer dari arah timur Denpasar. Masjid Nurul Huda yang ada di kampung ini menjadi salah satu saksi bisu datangnya Islam di Bali, pasukan Majapahit beragama Muslim yang mengantar pulang Raja Gelgel, Ketut Dalem Klesir, menjadi penghuni pertama kampung ini. Salah satu keunikan kampung ini terdapat pada aturan bahwa kepala desa hanya boleh dijabat oleh orang yang beragama Islam.
2. Kampung Loloan, Jembrana
Jaraknya sekitar 90 Kilometer dari kota Denpasar. Kampung ini dikenal sebagai hunian masyarakat muslim di Bali yang terbesar. Keberadaan Kampung Loloan tidak bisa dilepaskan dari kedatangan prajurit Bugis sekitar empat abad yang lalu. Atas izin penguasa Jembrana yang beragama Hindu, I Gusti Arya Pancoran, kelompok Bugis ini diizinkan menempati daerah Loloan tersebut.
3. Kampung Pegayaman, Buleleng
Kampung Pegayaman masih memegang kebudayaan Bali, seperti dengan adanya subak dan banjar. Yang berbeda hanyalah keberadaan rumah ibadah, pura berganti dengan masjid. Nama orang-orang di sini bernuansa Bali yang berpadu dengan nuansa Islam, seperti Ketut Abdul Karim, Nyoman Abdurrahman, dan lainnya. Shalat Tarawih di sini diadakan sekitar pukul 22.00 malam, sehingga para wanita bisa mengurus urusan rumah terlebih dahulu.
4. Kampung Kecicang Islam, Karangasem
Nama 'kecicang' itu sendiri diambil dari nama bunga berwarna putih yang biasa dimasak oleh masyarakat setempat. Bukti peninggalan Islam di Kecicang Islam adalah Masjid Baiturrahman yang telah berdiri sejak akhir abad ke-17. Masjid tersebut setinggi tiga lantai, Tari Rudat yang merupakan akulturasi budaya Bali di Kecicang Islam dan budaya Timur Tengah.
Ternyata Bali adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki rasa toleransi yang sangat tinggi, selain salah satu kota yang sangat maju dibanding kota-kota lainnya yang ada di Nusantara. “Kehangatan” ini jangan sampai hilang, sangat penting untuk terus Kita jaga dan Kita teruskan hingga masa yang akan datang. Dukung program 1000 Desa Wakaf Salman untuk terus memberdayakan desa-desa yang perlu Kita bantu, agar masyarakat yang ada di dalamnya merasa sejahtera. Mari donasikan sebagian materi Anda! Tetap jaga kesehatan dan tetap #SalingJaga.



