Sadarkah kita, sudah menyumbang apa saja untuk dunia?
Kalau diingat-ingat, kita memang bukan termasuk sepuluh negara penyumbang polusi tertinggi di dunia. Namun, ternyata kita peringkat empat menyoal kematian tertinggi akibat polusi. Riset Global Alliance on Health and Polution (GAHP) yang rilis Desember 2019 lalu menyebutkan demikian.
Tidakkah kita merasa bertanggung jawab atas adanya polusi? Mengingat kebutuhan kita sehari-hari menggunakan mesin yang menghasilkan polusi. Faktanya, 60% sumbangsih polusi terhadap kematian dini berasal dari kendaraan bermotor.
Untuk berikhtiar mengatasi itu, Wakaf Salman datang kepada sobat sekalian membawa harapan Sejuta Pohon. Harapan untuk mengurangi dampak dari polusi. Harapan untuk paru-paru dan dunia yang lebih sehat.
Bukankah di dalam kepala kita, ada anak kecil berlarian yang belajar kehidupan dari sebuah pohon. Ingatkah kita dulu guru selalu mengajari untuk tumbuh bermanfaat seperti pohon? Meskipun hanya memberi keteduhan dan oksigen.
Kita pun telah diingatkan untuk menjadi makhluk bermanfaat. Mencontoh pohon yang berbuah. Lalu Allah berfirman:
"Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur." (QS. Al A'raf: 58)
Bersyukur tidak hanya sekadar mengucap hamdalah. Tetapi, menjaga dan merawat bumi sebagai pemberian Allah. Maka, kita tanam pohon.
Berdonasi menanam satu pohon itu sudah luar biasa. Apalagi Sejuta Pohon untuk dunia. Tak ada ruginya menularkan semangatmu kepada orang-orang sekitar. Itulah salah satu bentuk syukur dan cinta, dari kita untuk dunia. Kalau cinta jangan ditunda, donasi sekarang juga ya!
