Bagaimana rasanya minum setelah berjalan jauh tanpa air? Menyegarkan bukan? Mau berjalan sejauh apapun lagi ke depannya, selama ada air kita bisa bertahan.
Air itu seperti semangat dalam kehidupan. Semangat untuk terus beribadah kepada Allah SWT. Terlebih kalau rasa haus tiba-tiba melanda ketika kita hendak beribadah.
Namun, jarang sekali ada air yang bisa kita minum langsung di masjid. Padahal, masyarakat membutuhkannya. Apabila masjid menyediakan air, maka baik saudara-saudara kita yang beribadah ataupun haus bisa langsung menggunakannya. Dengan begitu, keberadaan masjid sebagai pusat sentral kegiatan sehari-hari semakin melekat di benak masyarakat.
Seperti di Kampung Babakan Loa. Di sana ada salah satu fasilitas pendidikan gratis berbasis agama yang harus membeli air isi ulang setiap harinya untuk beraktivitas. Hal ini disebabkan air di sana berbeda. Anak-anak juga mengatakan ada sedikit rasa aneh ketika mereka berwudhu menggunakan air yang mengalir dari keran setempat.
Oleh karena itu, Wakaf Salman menyalurkan mesin filter air atau RO (Reverse Osmosis). Bayangkan kalau masalah yang sama terjadi di masjid-masjid. Kamu juga kurang nyaman walaupun hanya berkumur dengan air yang mengusik lidah, iya kan?
Dengan menyediakan RO di masjid-masjid, kita melepas dahaga masyarakat yang kehausan. Entah mereka adalah jamaah setempat, musafir, atau masyarakat sekitar. Semua orang bisa merasakan kesegaran air.
Kemudian pada setiap air yang mengalir ke cangkir mereka karena donasi kita, insyaAllah membangun telaga untuk kita di surga nanti. Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah ketika menggali telaga untuk ibu Sa'id bin Ubadah sebagai sedekah yang paling baik. Jariah yang bisa dirasakan oleh orang yang hidup maupun yang telah wafat.
