Sahabat, bingung juga ya? Siapa yang tidak ingin punya pahala puasa Syawal yang keutamaannya senilai dengan puasa selama satu tahun. Tetapi, bagi muslim atau muslimah yang Ramadan lalu punya hutang berpuasa 'kan harus melakukan qadha. Lalu, mana yang boleh kita dahulukan?
Sebagian dari kita selalu risau saat Ramadan berakhir dan Syawal datang. Ada yang bilang, puasa Syawal sayang kalau terlewatkan. Namun, ada juga yang bilang puasa Ramadan harus lebih diutamakan. Pada kenyataannya, memang banyak pendapat berbeda mengenai hal ini.
Bagi Mazhab Al-Hanafiyah, orang yang mempunyai utang puasa Ramadan diperbolehkan untuk mengerjakan puasa Syawal. Sementara kewajiban puasa qadha-nya berseifat tarakhi atau boleh ditunda.
Hal tersebut pun dibolehkan dalam Mahzab Al-Malikiyah dan Asy-Syafi'yah meskipun dipandangnya menjadi karahah atau kurang afdal. Secara pengertian lainnya, kedua mahzab ini tidak melarang apabila seorang Muslim ingin berpuasa Syawal selagi masih memiliki tanggung jawab qadha puasa Ramadan.
Pada mahzab lainnya, berbeda lagi. Sebagaimana merujuk kepada hadis yang masih dipertimbangkan kekuatannya yakni:
"Siapa yang berpuasa sunnah padahal dia memiliki hutang qadha puasa Ramadan yang belum dikerjakan, maka puasa sunnahnya itu tidak sah sampai dia bayarkan dulu puasa qadhanya." (hadis riwayat Ahmad)
Adapun hadis lainnya yang menambah pendapat lebih baik menunaikan qadha puasa Ramadan terlebih dahulu, yaitu:
"Tidaklah layak melakukannya (puasa sunnah) sampai mendahulukan mengqhada puasa Ramadan." (hadis riwayat Bukhari)
Begitulah, Sahabat. Anjuran untuk mendahulukan yang wajib juga disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Anwar Abbas. Beliau mengatakan "Meng-qadha puasa didahulukan baru puasa Syawal," kepada Kompas.com, Jumat (6/5/2022) Bismillah, semoga kita senantiasa istiqamah dengan ibadah yang kita lakukan ya! Semangat, Sahabat!