Sahabat Wakaf, ternyata di balik kemegahan Menara Bank Islam di Kuala Lumpur, Malaysia, ada kisah menarik tentang kedermawanan seorang pria.
Menara Bank Islam dibangun di atas lahan seluas 1,2 hektar di Jalan Perak. Gedung 34 lantai ini disebut-sebut menjadi simbol penerimaan masyarakat Malaysia terhadap sistem perbankan Syariah. Bangunannya dirancang berdasarkan prinsip persatuan dan kekuatan melalui biaya kontstruksi senilai 151 juta Ringgit Malaysia. Bangunan ini telah diresmikan oleh Yang di-Pertuan Agong, Tunku Mizan Zainal Abidin pada 19 Oktober 2011.
Sebelum dibangun, mari kita menelusuri asal muasal tanah tersebut. Ialah Ahmad Dawjee Dadabhoy yang menyumbangkan sejumlah harta, termasuk tanah tempat Menara Bank Islam berdiri.
Belajar Praktik Wakaf Produktif dari Sosok Dadabhoy
Ahmad Dawjee Dadabhoy telah menghabiskan kekayaannya melalui berbagai wakaf. Bermula dari wakaf keluarga, aset wakaf bernama Al Waqf Al-Islami Al-Aalamee kemudian dilegalkan sepenuhnya menjadi aset umat. Dokumen penetapan wakaf ini didistribusikan pada tahun 1971.
Sebelum meninggal dunia, Dadabhoy sempat mengungkapkan keinginannya untuk melanjutkan praktik wakaf. Mulai dari mewakafkan beberapa aset real estate dan juga saham kepada otoritas agama setempat. Sepeninggal beliau, keinginan mulia itu perlahan terwujud meskipun Dadabhoy tidak memiliki ahli waris untuk memenuhi wasiatnya.
Pada tanggal 18 September 1991, Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur mengeluarkan perintah vesting bahwa Dewan Agama Islam Wilayah Federal (MAIWP) menjadi wali dari almarhum. Alhasil semua aset yang diwakafkannya termasuk sebidang tanah di Jalan Perak, kini masih dikelola oleh MAIWP. Wakaf dalam bentuk real estate di kawasan dengan nilai yang begitu tinggi, dinilai potensial sehingga dikembangkan.
Nilai tanah sebelumnya pada sekitar tahun 2007 yakni 34 juta Ringgit Malaysia. Lahan ini dikembangkan menjadi Menara wakaf 34 lantai yang kita kenal dengan Menara Wakaf Bank Islam. Atas izin Allah Subhanahu Wa Ta’ala, nilai tanah ini meningkat terus menerus. Pada 2019 contohnya, diperkirakan bernilai 197 juta Ringgit Malaysia (sekitar 651 Miliar Rupiah menurut konversi per September 2022). Selain itu, pendapatan sewa yang diterima MAIWP untuk jangka 25 tahun berjumlah 56,60 juta Ringgit Malaysia (sekitar 187 Miliar Rupiah menurut konversi per September 2022).
Masyaallah.. manfaat dari tanah wakaf Dadabhoy disalurkan untuk kesejahteraan umum. Bahkan bukan hanya untuk Muslim, tetapi juga melibatkan masyarakat non-muslim. Seperti sumbangan untuk yayasan kanker dan panti jompo tanpa memandang latar belakang agama. Atas kontribusi Dadabhoy, namanya lalu diabadikan dalam Surau Jumaat Bank Menara Wakaf Islam dengan penamaan “Suraw Wakaf Ahmad Dawjee Dadabhoy”.
Sekilas mengenai Sang Wakif, Dadabhoy…
Ahmad Dawjee Dadabhoy lahir di tahun 1907. Ia bukanlah seorang anak dari tanah Malaysia. Ia adalah seorang Gujarat dari India. Seorang taipan dan pengusaha yang sukses di bidang tekstil dan kain. Lalu bagaimana bisa, seorang Gujarat sampai ke Malaysia dan menjadi mata air manfaat dari tanah perantauan?
Sosok Dadabhoy dikenal cerdas. Dia fasih dalam banyak bahasa, sangat menyukai buku dan pengetahuan. Karena ketertarikannya, ia mengembara ke berbagai belahan dunia selama beberapa dekade. Lalu pada tahun 1940-an setelah sampai di Malaysia, ia memutuskan untuk menetap di Kuala Lumpur.
Dadabhoy juga merupakan sosok yang sederhana. Penampilan dan gaya hidupnya terbilang biasa saja. Tempat tinggal terakhirnya yang terekspos berupa rumah susun di Jalan Masjid India. Rumahnya ini banyak diisi oleh buku dan majalah. Semua itu pun, kemudian disumbangkan.
Almarhum meninggal pada 24 Januari 1987 saat berusia 82 tahun. Hingga nafas terakhirnya, tidak ada yang tahu bahwa lelaki tua yang sering terlihat di warung-warung tetangga itu adalah sesosok dermawan. Seolah dunia tidak tahu amal baiknya tetapi Allah Subhanahu Wa Ta’ala bukakan kebaikannya itu melalui manfaat wakaf produktif yang masih dirasakan mauquf ‘alaihnya sekalipun ia telah wafat.
Wakaf Salman sebagai lembagai filantropi pengelola wakaf legal di bawah naungan Yayasan Pembina Masjid Salman ITB, ingin bersama Sahabat Wakaf menghimpun hikmah dari kisah ini. Menjemput hidayah untuk menjadi sebaik-baiknya manusia bermanfaat. Oleh karena itu, kami telah menyediakan berbagai program pilihan wakaf produktif mulai dari rumah sakit, hingga dana abadi. Informasi selengkapnya bisa diakses di laman wakafsalman.or.id ataupun hubungi Call Center 0811-2441-444.
*artikel ini juga telah tayang di laman Badan Wakaf Indonesia